REPUBLIKA.CO.ID, NGHE AN -- Terdapat beberapa cara ilegal yang bisa dilakukan dalam memasuki wilayah Eropa. Cara-cara tersebut menyeruak setelah ditemukannya 39 mayat dalam truk di Inggris yang diduga warga Vietnam.
Laporan Channel News Asia, Senin (28/10), menyatakan, ada cara ilegal masuk ke Eropa yang lebih aman ketimbang mempertaruhkan nyawa dalam perjalanan berbahaya. Cukup berbekal 50 ribu dolar AS, imigran Vietnam sudah bisa mendapatkan 'paket VIP' ke Inggris dengan penerbangan, paspor palsu, dan bahkan pengacara.
Paket akan semakin nyaman dan aman tergantung dari uang yang dapat disisihkan untuk memberikan jaminan. Paket VIP menawarkan dokumen perjalanan dan penerbangan ke Eropa, seringkali ke Prancis, Jerman atau Spanyol, sebelum perjalanan berakhir di Inggris. Paket VIP diklaim merupakan pilihan ternyaman dan teraman, ketimbang dengan paket sekitar harga 15 ribu dolar atau paket 'rumput'.
"Mereka menghubungkan Anda secara langsung dengan sebuah kelompok di Prancis yang membantu Anda pada akhirnya," kata pekerja Locate International Chung Pham, sebuah kelompok yang berbasis di Inggris yang membantu menemukan imigran Vietnam yang hilang di Inggris.
Begitu tiba di Inggris, imigran Vietnam akan diberi pengacara dan penerjemah ketika tertangkap oleh polisi. "Itu menunjukkan betapa terorganisir dan sistematisnya mereka," kata Pham.
Inggris telah lama menjadi tujuan utama para imigran Vietnam berkat jaringan kriminal yang berakar menawarkan pekerjaan, meskipun seringkali dengan gaji lebih rendah dari yang dijanjikan. Provinsi-provinsi miskin Vietnam penuh dengan penyelundup manusia dan calo dengan jaringan bawah tanah yang membentang di seluruh dunia.
Seringkali, keluarga menjual tanah atau mengambil pinjaman besar untuk perjalanan yang akan dilakukan kerabatnya. Mereka percaya cara tersebut merupakan bentuk investasi yang pada akhirnya akan terbayar beberapa kali lipat di waktu mendatang.
Meskipun menjanjikan, paket VIP hanya akan memberikan fasilitas nyaman bagi imigran hingga Prancis atau Belgia, pintu masuk umum ke Inggris. Terlepas dari perjalanan mereka dari Vietnam, imigran memiliki beberapa pilihan selain bersembunyi di dalam kontainer untuk menyeberangi jalur Inggris.
Bagi orang yang tidak memiliki uang tunai atau akses kredit untuk perjalanan VIP yang aman, perjalanan seringkali lebih lama dan lebih berisiko. "Dengan rute 'petani' Anda akan melakukan perjalanan jauh, baik dengan berjalan kaki atau naik truk melalui hutan dan itu akan membawa Anda berbulan-bulan," kata Pham.
Penyelundup Vietnam menyebut paket bertarif rendah ini sebagai paket rumput, sering dimulai di Rusia atau China. Sampai di wilayah Barat, mereka dipaksa bekerja di perjalanan untuk membayar agar bisa melanjutkan perjalanan tahap selanjutnya dan menghadapi risiko tertangkap polisi atau agen perbatasan.
Mereka bekerja sebagai koki, pekerja pabrik, atau pedagang pasar. Menurut sebuah laporan oleh Anti-Slavery International, ECPAT UK dan Pacific Links Foundation, beberapa dari imigran ilegal itu, termasuk anak di bawah umur, dipaksa menjadi pekerja seks.
Pam mengatakan, total korban meninggal di dalam truk muatan di Inggris diduga merupakan campuran dari imigran yang memilih paket VIP dan paket reguler. Hal tersebut dapat diketahui dari uang yang dikeluarkan oleh keluarga setiap korban.
Iming-iming serupa dirasakan keluarga Hoang Van Tiep. Mereka percaya Van Tiep merupakan salah satu dari 39 orang meninggal di dalam truk di Inggris. Padahal, mereka telah mengeluarkan 13 ribu dolar AS agar memberi perjalanan dengan kondisi aman dari Prancis dan dilanjutkan ke Inggris.
"Saya dengar dia akan pergi dengan rute VIP, dengan mobil empat tempat duduk. Namun, mereka berbohong kepada kami," kata ibu Hoang Thi Ai dari rumah mereka di Dien Thinh di provinsi Nghe An tengah.
Van Tiep telah tinggal di Prancis selama setahun dengan keluarga membayar 17.500 dolar AS untuk bisa masuk negara tersebut melalui Rusia. Angsuran terakhir akan diberikan pada saat kedatangan di Inggris.
Tapi, keluarga Tiep justru tidak pernah mendengar kabar darinya lagi. Mereka tidak membayar untuk perjalanan dengan menggunakan truk yang menghantarkan nyawa salah satu anggotanya. Keluarga ini pun masih berutang 4.300 dolar AS kepada penyelundup.
"Jika aku tahu dia akan naik truk itu, aku tidak akan pernah melepaskannya," kata Thi Ai.
Banyak imigran ditipu oleh penyelundup dengan anggapan perjalanan dilakukan dengan nyaman jika mereka membayar cukup banyak. Salah satu yang teriming-imingi adalah Nguyen Van Hung. Dia ke luar negeri pada 2018 dengan membayar penyelundup sebesar 17 ribu dolar AS untuk paspor baru dan penerbangan ke Rusia.
Keluarga Nguyen mendapatkan pinjaman dari dana kredit yang dikelola pemerintah untuk membantunya pergi. Mereka memberi alasan ke bank berencana memulai bisnis penanaman kacang.
Dari dana itu, Van Hung melakukan perjalanan ke Prancis entah dengan cara yang tidak diketahui. Dia sempat menelepon beberapa pekan lalu untuk meminta ibunya memberikan lebih banyak uang untuk perjalanan terakhir.
"Kami belum mendengar kabar darinya sejak itu," kata ibunya Nguyen Van Hung.
Pola seperti itu merupakan hal yang memang yang diterapkan oleh penyelundup ilegal dari Vietnam. Mereka memberikan gambaran menyenangkan tanpa bisa dipertanggungjawabkan.
"Orang-orang ini mengambil risiko besar," kata seorang pria Vietnam yang bekerja dengan petani ganja di Inggris sebelum baru-baru ini kembali.
Menurut sumber tersebut, imigran ilegal yang membeli paket tersebut tidak bisa memegang janji yang diberikan. Setiap orang hanya bisa percaya pada diri sendiri untuk bisa selamat sampai tujuan.
https://ift.tt/2pnd8Wz
October 29, 2019 at 07:13AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2pnd8Wz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment