REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekeringan mulai melanda sejumlah daerah. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) menyiapkan strategi pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca di berbagai daerah.
Kepala BPPT Hammam Riza mengaku pihaknya telah dihubungi oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Teringgal dan Transmigrasi (PDTT) mengenai kemungkinan dilaksanakan TMC di berbagai daerah di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
"Detil daerahnya belum diinfokan, namun dilaporkan sejumlah daerah di tiga wilayah tersebut mulai alami kekeringan," ungkap Hammam melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/7).
Selain wilayah tersebut, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabutan Batam (BP Batam) kata Hammam Riza, juga meminta dilaksanakan TMC. Sedikitnya terdapat lima hingga enam waduk di pulau Batam yang mengalami mengalami defisit pasokan air akibat kemarau panjang dan anomali iklim. “Padahal waduk-waduk tersebut menjadi sumber utama pasokan air baku untuk sekitar 1,4 juta penduduk Batam,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Indramayu bahkan telah melayangkan surat pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan tembusan Kepala BPPT mengenai permintaan dilaksanakan TMC karena kondisi di wilayahnya yang memprihatinkan. Menurut Hammam, hingga pertengahan Juni lalu, tanaman padi yang terancam kekeringan di Kabupaten Indramayu sudah mencapai ribuan hektar.
Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provonsi Jawa Barat mencatat hingga 15 Juni, tanaman padi yang terancam kekeringan di Kabupaten Indramayu mencapai 12.358 hektar dari total tanaman padi 83.653 hektar. Dalam hal ini, Hammam menyampaikan, pihaknya akan berkoordinasi dengan BNPB dan Pemda setempat untuk menindaklanjuti permohonan tersebut.
“BPPT tetap mengapresiasi para stakeholder yang telah menghubungi BPPT untuk meminta TMC pada musim kemarau ini,” ujarnya.
Kepala BBTMC Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya sudah melakukan himbauan sejak awal tahun saat curah hujan masih tinggi untuk bersama-sama mengantisipasi musim kemarau dengan melakukan TMC pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Jika TMC antisipasi kekeringan dilakukan tepat waktu sebelum masuk musim kemarau, kata Tri Handoko Seto, maka hasilnya akan sangat efektif dan efisien.
“Kami ingin meniru cara Thailand dengan memastikan semua waduk dan danau terisi penuh ketika menjelang musim kemarau sehingga persediaan air bisa dimanfaatkan selama musim kemarau. Namun kenyataannya, presepsi TMC di masyarakat luas dan pemangku kepentingan, belum terbentuk dengan baik,” ujar Seto.
https://ift.tt/305Qb7c
July 05, 2019 at 06:54AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/305Qb7c
via IFTTT
No comments:
Post a Comment