REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah segera menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari tujuh persen menjadi enam persen. Kebijakan ini mulai berlaku pada Januari 2020 mendatang.
Menanggapi kebijakan tersebut, kalangan perbankan menilai tingkat bunga yang lebih rendah, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa lebih ringan dalam mendapatkan modal usaha.
VP Micro Development & Agent Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Zedo Faly mengatakan kesiapan perseroan terhadap rencana tersebut. Dia menyebut penurunan suku bunga akan mendorong peningkatan akses pembiayaan kepada pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi.
"Bagi perbankan sendiri akan lebih mudah untuk menawarkan KUR kepada masyarakat dan pelaku UMKM dengan adanya penurunan suku bunga tersebut," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (18/11).
Bank Mandiri tercatat telah merealisasikan penyaluran KUR sebesar Rp 20,12 triliun per Oktober 2019. Jumlah itu mewakili 80,51 persen dari kuota perseroan.
Zedo merinci KUR Bank Mandiri 2019 telah disalurkan kepada 255.935 debitur dan paling banyak disalurkan ke sektor produksi sebanyak Rp 10,09 triliun atau sebesar 50,14 persen dari total penyaluran.
Realisasi KUR ke sektor produksi 2019 disalurkan kebeberapa sektor antara lain sektor pertanian Rp 3,54 triliun, sektor perikanan Rp 52,76 miliar, sektor industri pengolahan Rp 758,89 miliar, sektor pertambangan Rp 2,19 miliar dan sektor jasa produksi Rp 5,73 triliun.
"Kami akan terus berupaya untuk dapat menyalurkan KUR ke sektor Produksi sebesar 60 persen seperti target pemerintah," ucapnya.
Menurutnya kuota KUR yang diajukan Bank Mandiri pada tahun depan sebesar 30 triliun. Hal ini mengingat prospek KUR seiring dengan penurunan suku bunga dan fokus pemerintah ke pemberdayaan UMKM yang akan mendorong peningkatan akses pembiayaan kepada pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi.
"Sampai saat ini, masih banyak UMKM yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses pada pembiayaan," ucapnya.
Sementara Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon Napitupulu menambahkan porsi penyaluran KUR tidak terlalu besar. "BTN lebih banyak peran pembiayaan perumahan subsidi, sehingga disburse KUR kami tidak terlalu besar," ucapnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan penurunan KUR diambil untuk mengembangkan industri UMKM di dalam negeri. Jika bunga turun, pemerintah berharap semakin banyak pelaku UMKM yang mengajukan KUR.
Selain bunga, pemerintah juga menaikkan total plafon KUR menjadi Rp 190 triliun dari posisi tahun ini yang hanya Rp 140 triliun. Artinya, ada kenaikan plafon KUR sebanyak 35,71 persen.
"Ini akan dinaikkan secara bertahap, dinaikkan lebih dari 100 persen sampai 2024 menjadi Rp 325 triliun," ucapnya.
https://ift.tt/37hOjMT
November 18, 2019 at 07:16AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/37hOjMT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment