REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG— Ribuan warga mengikuti ziarah kubra di Kota Palembang sebagai tradisi tahunan menjelang Ramadhan dan simbol penghormatan kepada para ulama serta pejuang Indonesia.
Pantauan Antara ribuan warga sejak shubuh sudah berkumpul di pemakaman Masjid al-Habib Ahmad bin Syech Shahab (Gubah Duku) kemudian melakukan arak-arakan menuju makamnya dengan membawa bendera-bendera beraksara arab.
"Ziarah kubra akan digelar selama tiga hari, pada hari pertama ini sudah diikuti sekitar 5 ribu orang, kemungkinan pada hari puncak akan dihadiri massa lebih banyak lagi," kata humas Haul dan Ziarah Kubra Ulama dan Auliya’ Palembang Darussalam 2019, Habib Mahdi Muhammad Shahab saat ziarah, Jumat (26/4).
Menurutnya, ziarah kubra yang sudah setiap tahun digelar tersebut turut diikuti peziarah dan ulama dari luar negeri seperti Malaysia, Madinah, Makkah, Palestina, Thailand, Brunai Darussalam, dan Yaman.
Hadirnya peziarah dari mancanegara karena Ziarah Kubra masuk kalender pariwisata Kemenpar RI, sehingga setiap tahun jumlah peziarah mancanegara terus bertambah.
Rangkaian Ziara Kubra hari pertama meliputi ziarah ke pemakaman al-Habib Ahmad bin Syech Shahab di Masjid Darul Muttaqien, kemudian ziarah makam Habib Aqil bin Yahya dan pemakaman al-Habib Ahmad bin Syech Shahab.
"Rangkaian hari pertama akan di tutup dengan makan siang bersama di Markas FPI Sumsel Jalan M.Isa Gubah Palembang, lalu shalat Jumat," ujar Habib Mahdi.
Panitia menyiapkan sekitar 200-250 ekor kambing untuk konsumsi para peziarah berupa nasi minyak dengan sajian nampan, dana sendiri berasal dari sumbangan masyarakat, fasilitas pemerintah, dan kementerian.
Sementara salah satu peziarah asal Kelurahan 5 Ulu Palembang, Fadli, mengatakan setiap tahun dia selalu mengikuti ziarah kubra sebagai rasa menghormati para ulama-ulama terdahulu.
"Sejak kecil orang tua saya selalu mengajak ke ziarah kubra, jadi sampai sekarang saya terus ikut, di sinilah masyarakat dapat mengenali ulama-ulama mulia di Palembang," jelas Fadli.
Menurutnya, Kota Palembang sebagai salah satu pusat Islam zaman dahulu kehidupan kultur sosial masyarakatnya berkembang berkat peran para ulama, wajar jika warga Palembang termasuk yang paling mencintai para ulama.
Agar arak-arakan warga pada ziarah kubra berjalan lancar, panitia dan pihak kepolisian menutup beberapa akses jalan di sekitar lokasi ziarah serta mengalihkan arus lalu lintas.
Rangkaian ziarah kubra selama tiga hari meliputi ziarah ke makam para wali dan para habib antara lain al-Habib Ahmad bin Syekh Shahab (Gubah Duku), Rauhah dan Taushiah di Pondok Pesantren ar-Riyadh, ziarah pemakaman para wali dan para habib Seberang Ulu (Telaga Sewidak dan Babus Salam As-Seggaf).
Kemudian Rauhah dan Haul al-Faqihil Muqaddam Tsani al-Imam al-Habib Abdurrahman as-Seggaf bin Muhammad Maula ad-Dawilaih, Haul al-Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan al-Habib Abdurrahman bin Ahmad al-Bin Hamid.
Puncak ziarah kubra akan menuju pemakaman al-Habib Pangeran Syarif Ali Syekh Abubakar, Pemakaman Kawah Tengkurep, dan Pemakaman Kambang Koci.
http://bit.ly/2GEg3ig
April 26, 2019 at 07:02PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GEg3ig
via IFTTT
No comments:
Post a Comment