Pages

Friday, March 29, 2019

Hari ini Kita Mengingat

Selandia Baru melakukan segalanya untuk mendukung para korban dan keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Roy Ferguson QSO

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta

Pada hari ini di Christchurch, Selandia Baru, Layanan Peringatan Nasional akan diadakan

tidak jauh dari masjid Al Noor, salah satu dari dua masjid di mana 50 Muslim tewas

dalam aksi terorisme. Layanan Peringatan Nasional ini akan disiarkan secara nasional di

seluruh Selandia Baru. Warga Selandia Baru akan datang bersama dan berkabung. Kami merasa hancur dan sangat terpukul oleh serangan terhadap komunitas Muslim kami dan juga terhadap nilai-nilai dasar Selandia Baru. Kami semua mencoba berdamai dengan apa yang telah terjadi. Tindakan terorisme ini merupakan salah satu hari terkelam sepanjang sejarah Selandia Baru.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Rt Hon Winston Peters telah mengunjungi Jakarta

minggu lalu untuk menghadiri Dialog Tingkat Tinggi Kerja Sama Indo-Pasifik (High Level

Dialogue on Indo-Pacific cooperation). Kunjungan Beliau juga merupakan kesempatan

untuk mengungkapkan rasa terimakasih kami yang mendalam atas simpati dan

dukungan Indonesia dan negara-negara lain di kawasan ini dan memberikan informasi

terkini tentang bagaimana Selandia Baru menanggapi tragedi ini.

Dalam kunjungannya, Beliau bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia, Yang Mulia Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Yang Mulia Ibu Retno Marsudi. Selandia Baru dan Indonesia bersatu dalam menentang terorisme. Muslim adalah bagian dari

komunitas kami. Mereka adalah teman kami, kolega kami, pemain sepakbola kami dan

juga pemain rugby kami, tetangga kami. Mereka adalah kita.

Selandia Baru berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia, kepada Majelis Ulama

Indonesia dan kepada banyak teman di Indonesia maupun internasional untuk

bersolidaritas dan berjalan bersama kami pada saat ini.

Selandia Baru melakukan segala yang dapat dilakukan untuk mendukung para korban

dan keluarga. Kami memastikan bahwa korban yang terluka dalam serangan ini

mendapatkan penanganan medis yang terbaik. Kami juga membantu keluarga yang

ditinggalkan dengan membiayai seluruh biaya pemakaman dan juga memberikan dukungan keuangan lainnya.

Kami mempercepat visa bagi anggota keluarga korban yang ingin berkunjung. Merangkul komunitas Muslim adalah prioritas kami saat ini. Dipimpin oleh Perdana Menteri kami Jacinda Ardern, ribuan warga Selandia Baru telah bergabung dengan saudara-saudari Muslim kami untuk mengenang korban, mengunjungi masjidmasjid untuk meletakan bunga dan memberikan pesan dukungan.

Kami telah beraksi dengan cepat dan tanggap untuk memastikan keamanan komunitas

Muslim dan tempat ibadah mereka. Pemerintah bertekad bahwa Selandia Baru akan

tetap menjadi negara yang aman dan terbuka dengan kebebasan beragama dan toleransi antar masyarakat.

Kami mengutuk dengan keras tindakan terorisme ini. Pelaku telah ditahan di penjara

dengan keamanan tertinggi. Selandia Baru tidak memiliki hukuman mati, namun pelaku

akan dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum Selandia Baru.

Sementara warga Selandia Baru dan komunitas Muslim di seluruh dunia saling berduka

dan menunjukkan solidaritas satu sama lain, mereka juga mengajukan pertanyaan

tentang bagaimana serangan teror ini dapat terjadi di negara ini.

Pemerintah Selandia Baru telah mengumumkan pembentukan Komisi Penyelidikan

Kerajaan (Royal Comission of Enquiry) untuk menyelidiki bagaimana serangan teroris ini dapat terjadi. Biasanya, Komisi Penyelidikan ini hanya dibentuk apabila telah ada

kejadian yang sangat teramat penting dan mengancam keselamatan banyak masyarakat. Setelah tragedi ini, kami merasa inilah saat yang paling tepat untuk dibentuknya Komisi ini.

Penyelidikan oleh Komisi Penyelidikan Kerajaan akan menitikberatkan penyelidikan

terhadap layanan keamanan dan Intelijen Selandia Baru - apakah Intelijen kami telah

memusatkan sumber dayanya dengan tepat dan apakah sudah ada laporan sebelum

serangan yang bisa bersifat sebagai peringatan terhadap serangan ini. Komisi juga

menyelidiki peran media sosial dan akses terhadap senjata otomatis. Sebagai informasi,

Pemerintah Selandia Baru juga telah memperketat undang-undang senjatanya dengan

melarang semua senjata otomatis militer segera setelah serangan ini.

Komisi Penyelidikan Kerajaan akan menyelidiki kegiatan pelaku sebelum serangan

tersebut termasuk melihat apakah ada pihak lain yang terlibat. Komisi juga akan

menyelidiki badan pemerintahan Selandia Baru lainnya seperti, Biro Keamanan

Komunikasi Pemerintah, Polisi, Bea Cukai, Imigrasi, dan departemen atau lembaga

Pemerintah terkait lainnya.

Selandia Baru secara proaktif telah berbicara dengan penyedia media sosial. Kami

berharap setelah kejadian ini, penyedia sosial media akan menjadi lebih proaktif dalam

menyaring dan menghapus konten yang bersifat grafis atau berita tidak benar (Hoax).

Perdana Menteri kami Jacinda Ardern tidak akan menyebutkan lagi nama pelaku, Pelaku

tidak pantas mendapatkan popularitas dalam bentuk apapun. Beliau mengatakan, ''ucapkan dan kenanglah nama-nama mereka yang telah meninggalkan kita dalam

serangan ini, bukan nama pelaku''.

Kami mengenang Bapak Muhammad Abdul Hamid (alias Lilik Abdul Hamid) dari Indonesia, yang juga merupakan warga yang telah menetap lama di kota Christchurch. Kami menyampaikan simpati yang mendalam kepada keluarga dan teman-temannya, dan juga kepada dua warga negara Indonesia yang terluka dalam serangan ini.

Hari ini adalah hari untuk mengingat dan untuk merangkul mereka yang terkena dampak langsung dari tragedi ini. Hari ini, kami mengenang Haji Daoud al-Nabi, 71 tahun yang dibunuh secara brutal setelah membukakan pintu kepada penyerang dengan kata-kata "Hello Brother". Kami menghormati pesannya yang merupakan pesan cinta.

Di Selandia Baru, kami mengucapkan “Kia kaha, Kia maia, Kia ora” yang berarti kita

harus menjadi kuat, berani, dan selalu menjaga keamanan. Besok dan seterusnya kami

harus bersatu sebagai Pemerintah, komunitas dan individu untuk melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menolak dengan keras berbagai bentuk ekstremisme sehingga peristiwa ini tidak akan pernah terulang kembali.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2CGTisS
March 29, 2019 at 07:31PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2CGTisS
via IFTTT

No comments:

Post a Comment