REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Populi Center, Usep S Ahyar mengatakan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai Islam yang cukup potensial dalam Pemilu 2019. Menurutnya, sebagian atas efek ekor jas atau coat tail effect yang signifikan dari calon wakil presiden nomor urut 01 Kiai Maruf Amin.
"Berarti kan kalau dilihat dari partai Islam hanya PKB yang paling potensial," ujar Usep di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).
Ia mengatakan, dalam hasil survei Populi Center dan beberapa survei lainnya, PKB berada di peringkat atas setelah PDIP, Gerindra, dan Golkar. PKB mendapatkan elektabilitas di atas 10 persen hingga lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar empat persen.
Menurut Usep, pencalonan Kiai Maruf memberi dampak signifikan terhadap elektabilitas PKB. Di tambah lagi Kiai Maruf mendampingi calon presiden Joko Widodo sebagai pejawat.
"Saya kira sangat berhubungan, mendapatkan keuntungan coat tail effect atau efek ekor jas karena dia berhasil mencalonkan Pak Maruf Amin sebagai wakil presiden," kata Usep.
Sementara, untuk partai Islam lainnya berpotensi lolos ambang batas parlemen ialah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di sisi lain, kata Usep, PKS kurang mendapatkan efek ekor jas atas dukungannya terhadap capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Hasil survei terbaru dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang diumumkan di Jakarta pada Kamis (28/3), elektabilitas PKB sebesar 7,0 persen dan PKS 4,6 persen. Partai Islam lainnya disebut tak aman karena elektabilitas di bawah ambang batas parlemen yakni Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 2,5 persen.
Elektabilitas masih belum aman karena masih dalam rentang margin of error ancaman ketidaklolosan ke parlemen. Margin of error survei ini sebesar +/- 2,21 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun, yang belum menentukan pilihan sebanyak 3,2 persen dan yang tidak menjawab atau menjawab rahasia sebanyak 18,2 persen. Survei CSIS ini dilakukan 15-22 Maret 2019 dengan jumlah sampel sebesar 1.960 yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
https://ift.tt/2UheKPo
March 30, 2019 at 02:31PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2UheKPo
via IFTTT
No comments:
Post a Comment