REPUBLIKA.CO.ID, SANGGAU -- Desi Kurnia Sari, nama lengkap siswi Kelas VII di MTs Istiqomah Entikong ini. Meski ayah dan ibunya hanyalah buruh, namun tak mematahkan mimpi besar Desi untuk masa depannya.
“Saya ingin menjadi chef, Bu Guru, karena saya suka masak. Nanti jika saya sudah sukses, saya ingin mengantar kedua orang tua saya naik haji,” ujar Desi mantap pada Atin Sanita, Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia, yang ditempatkan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Atin telah berada di sekolah Desi selama delapan bulan. Tugas utama Atin adalah melaksanakan program Sekolah Literasi Indonesia (SLI) di Kabupaten Sanggau. Setiap hari Atin mendampingi para guru dan Kepala Sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah dengan pendekatan literasi.
SLI sendiri merupakan program yang digagas oleh Dompet Dhuafa Pendidikan. Selain Sanggau, program ini juga berjalan di 16 wilayah lainnya. Total ada 54 sekolah yang didampingi menjadi penerima manfaatnya.
Saat bertugas di sekolah itulah, Atin dan teman-teman Konsultan Relawan SLI (Kawan SLI) lainnya menemukan kisah-kisah menarik dan inspiratif. Kisah Desi ini salah satunya. Atin mengaku terkesan dan sering memperhatikan Desi.
“Desi anaknya rajin dan pintar. Saya sering menjumpainya membantu berjualan di kantin MIS Istiqomah pada pagi hari sebelum masuk sekolah. Ini dia lakukan demi membantu orang tuanya membayar SPP,” papar Atin.
Kesibukannya membantu orang tuanya mencari tambahan penghasilan tak membuat prestasi Desi jeblok. Ia justru berhasil meraih Juara 2 di kelasnya. Bungsu dan satu-satunya anak perempuan dari tiga bersaudara ini juga terkenal disiplin dan jarang sekali absen dari sekolah.
Pekerjaan ayahnya yang menjadi buruh angkut barang di perbatasan Indonesia-Malaysia dan ibunya yang hanya buruh cuci memang tak memberikan Desi gelimang materi. Namun dengan segala keterbatasan yang ia miliki, prestasi Desi tetap cemerlang.
“Selama ini saya sering memperhatikan Desi baik dalam proses pembelajaran maupun kegiatan lainnya selama di lingkungan sekolah. Desi berbeda dengan siswa lainnya, dia tampil apa adanya, jujur dan tidak neko-neko,” sambung Atin.
Meski termasuk anak yang pendiam, Desi cukup aktif dalam kegiatan sekolah. Kecerdasan yang ia miliki selalu mengantarkan Desi menjadi juara kelas sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga sekarang. Hati Atin pun tersentuh saat mendengar mimpi Desi.
“Mendengarkan cerita dan cita-cita Desi dengan keadaannya yang serba terbatas membuat saya sangat terharu. Sebagai gurunya saya hanya bisa memberikan penguatan semangat agar ia terus berjuang. Tak lupa saya berdoa semoga mimpi dan niat mulia Desi untuk meraih sukses dan membahagiakan orang tuanya diijabah oleh Allah,” pungkas Atin.
Amin... semoga mimpi Desi dapat tercapai. Semangat terus ya Desi!
https://ift.tt/2THDMm7
March 29, 2019 at 06:52PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2THDMm7
via IFTTT
No comments:
Post a Comment