REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ketika para perempuan berjuang untuk mendapatkan kursi direksi di seluruh dunia, sebuah firma hukum di Sydney barat, New South Wales (NSW), justru memiliki perempuan di hampir semua level pimpinannya.
Managing Partner dari Coutts Solicitors and Conveyancers, Adriana Care, menjalankan rapat, tetapi setiap pengacara berkontribusi dalam percakapan itu.
"Kami memiliki lingkungan yang sangat fleksibel dan hierarki tak terlalu tampak, meski kami semua memahami pengalaman dan kemampuan kami, tetapi bukannya Anda tak memiliki suara hanya karena Anda seorang pengacara baru dibanding pengacara berpengalaman 20 tahun," ujar Care.
Dari 35 pengacara di firma Care, 33 di antaranya adalah perempuan.
"Ketika Anda membangun apapun, Anda selalu bangga tetapi ini lucu karena ini baru saja berkembang, tak seperit apa yang saya targetkan dulu," katanya.
"Saya merasa itu terjadi karena saya menemukan perempuan yang berpikiran sama yang menginginkan apa yang saya inginkan -mereka ingin membagikan kecerdasan mereka, membantu klien mereka, memiliki karier, memiliki fleksibilitas - dan itu tak selalu berarti keluarga, itu berarti apa pun yang ingin mereka lakukan. "
Perempuan dalam dunia hukum NSW telah menempuh jalan panjang, mereka baru saja merayakan peringatan 100 tahun disahkannya Undang-Undang yang memungkinkan mereka berpraktik. Saat ini, 51 persen lulusan hukum di NSW adalah perempuan dan ada jumlah yang setara antara pengacara laki-laki dan perempuan.
Meskipun ada kemajuan, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di jajaran yang lebih senior dan lingkup kepemimpinan.
Menurut Asosiasi Pengacara NSW, kurang dari seperempat dari 2.405 pengacara di negara bagian ini adalah perempuan. Ketika berbicara tentang penasihat senior, 392 di antaranya adalah pria dan 44 lainnya perempuan.
Ada perubahan
Kesenjangan gender adalah sesuatu yang dirasakan pengacara Kellie Stares -yang diakui sebagai pengacara di usia 23 -selama karirnya.
"Itu dulunya sarat laki-laki, saya adalah salah satu dari sedikit pengacara perempuan di lingkungan itu," kata Stares kepada ABC.
"Butuh banyak upaya untuk memberanikan diri mengatakan 'OK saya bisa melakukan ini dan saya bisa cocok dengan apa yang dilakukan salah satu dari para pemuda ini' dan melakukan itu sama baiknya juga jika tidak lebih baik."
Lebih dari satu dekade sejak ia lulus ujian pengacara, Stares -ibu dari tiga anak - memiliki karir hukum yang mapan.
"Saya bisa melihat bahwa perubahan di lingkungan pengacara bergerak ke arah yang lebih positif terhadap perempuan dan menjadi lebih menerima, tetapi sementara banyak hal masih bergerak dengan cara yang sangat positif, saya pikir kita masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan."
Stares mengatakan ia telah mengalami intimidasi dari beberapa rival pria. Ia juga merasa terganggu oleh data Asosiasi Pengacara Internasional yang mengungkapkan bahwa 37 persen dari pelaku profesi hukum di Australia telah mengalami pelecehan seksual. Meski demikian, ia menambahkan bahwa dirinya cukup beruntung memiliki rekan pria yang tak terhitung jumlahnya, yang melihatnya setara dan tak ragu untuk menjelaskan kepadanya tentang kasus-kasus penting.
Ada ruang untuk perbaikan
Mendapatkan lebih banyak pengacara dan penasihat senior perempuan untuk hadir di pengadilan yang lebih tinggi sangat penting untuk memperbaiki ketidakseimbangan gender di tingkat atas, menurut salah satu perempuan Australia yang berada di sana - Hakim Ruth McColl.
Hakim McColl pensiun dari profesi hukum NSW setelah 46 tahun dan berkarier termasuk sebagai pengacara, kuasa hukum, hakim Mahkamah Agung, dan hakim Pengadilan Banding.
"Kami masih tak melihat cukup banyak perempuan muncul di Pengadilan Banding, kami melihat lebih banyak, tetapi tak sebanyak yang seharusnya dibandingkan dengan keberhasilan mereka di lingkungan pengacara," katanya.
"Mereka tak muncul dalam jenis uji coba besar yang sama dengan laki-laki, sehingga benar-benar masih harus meningkat secara dramatis dan mereka tak dibayar sebanyak itu sehingga hal itu harus berubah."
Hakim McColl mengatakan ketika ia memulai karirnya di Kantor Pengacara Crown pada tahun 1972, hanya ada satu atau dua pengacara perempuan. Ketika ia masuk ke asosiasi pengacara pada tahun 1980 hanya ada 20 pengacara perempuan.
Ia teringat merasakan "suatu bentuk isolasi sosial karena semua pria cenderung minum bersama seusai kerja" tetapi seiring waktu budaya itu mulai berubah ketika lebih banyak perempuan naik peringkat.
"Saya jelas tahu bahwa saya tak berada di antara banyak praktisi perempuan lainnya, tetapi saya mungkin secara sadar menekannya dan hanya berusaha melanjutkan pekerjaan itu sebaik mungkin," katanya.
Hakim McColl mengatakan gagasan untuk menjadi pelopor tak terpikir olehnya pada saat itu, tetapi ketika melihat ke belakang, ia memikirkan semua perempuan yang bekerja di bidang hukum pada waktu itu.
Ketika Hakim McColl turun dari Pengadilan Banding, posisinya akan diisi oleh perempuan berprestasi luar biasa, Hakim Lucy McCallum, yang diangkat dari Mahkamah Agung NSW.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.
http://bit.ly/2FcD8ur
January 06, 2019 at 07:09AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2FcD8ur
via IFTTT
No comments:
Post a Comment