REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Area dalam radius 500 meter dari tepi pantai Selat Sunda yang berada pada elevasi rendah masih ditetapkan sebagai zona waspada tsunami. Elevasi rendah, yakni kurang dari 5 meter di atas permukaan laut.
Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly dalam siaran pers lembaga pada Ahad (6/1) dini hari menyatakan penetapan zona waspada tsunami itu dilakukan berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau. Penetapan dengan mempertimbangkan kondisi lereng/tebing dasar laut dan potensi kegempaan di Selat Sunda.
BMKG mengimbau warga tetap tenang. Namun, warga juga waspada saat beraktivitas di pantai/pesisir Selat Sunda dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah.
Warga diminta memantau perkembangan informasi mengenai kewaspadaan bahaya tsunami melalui situs, aplikasi mobile, dan media sosial InfoBMKG. Selain itu, warga diminta memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi MAGMA INDONESIA Badan Geologi.
"BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya," kata M Sadly.
Pada Sabtu (5/1) malam, warga di pesisir Kota Bandarlampung, seperti di kawasan Gudang Lelang dan Gubuk Sero, Telukbetung, dihebohkan oleh kabar mengenai air laut yang naik ke daratan. Beberapa warga di Gubuk Sero, Gudang Lelang, dan Kangkung, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung, sempat berlarian keluar rumah gara-gara isu air laut di pesisir naik, yang kemudian diketahui tidak benar.
http://bit.ly/2QrjD2m
January 06, 2019 at 05:30AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2QrjD2m
via IFTTT
No comments:
Post a Comment