Pages

Saturday, January 5, 2019

"Patriot Act" di Netflix yang Diminta Dihapus oleh Saudi

Serial komedi Hasan Minhaj berjudul "Patriot Act" dinilai melanggar UU di Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Kamran Dikrama

Layanan penyedia jasa tayangan streaming, Netflix, sedang menjadi sorotan di Arab Saudi. Perusahaan itu diminta menghapus salah satu episode dari serial komedian asal Amerika Serikat (AS) Hasan Minhaj yang berjudul "Patriot Act". Tayangan berjenis komedi satir itu dinilai melanggar Undang-undang Antikejahatan Siber Saudi.

Dalam episode "Patriot Act", Minhaj melayangkan kritik kepada Pemerintah Saudi atas terjadinya pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, Oktober tahun lalu.

"Saudi berjuang untuk menjelaskan kepergiannya (Khashoggi), mereka mengatakan dia meninggalkan konsulat dengan aman, kemudian mereka menggunakan tiruannya (Khashoggi) untuk membuatnya tampak seperti masih hidup," kata Minhaj dalam episode "Patriot Act", dikutip laman the Guardian.

"Pada satu titik, mereka mengatakan, dia (Khashoggi) mati dalam perkelahian pertama, gaya Jackie Chan. Mereka melalui begitu banyak penjelasan. Satu-satunya yang tidak mereka katakan adalah bahwa Khashoggi tewas dalam kecelakaan panjat tebing solo gratis," ujar Minhaj.

Apa yang disampaikan oleh Minhaj ternyata menyinggung Pemerintah Saudi. Riyadh pun meminta Netflix agar menghapus episode "Patriot Act". Netflix akhirnya menarik episode tersebut untuk pemirsa Saudi pekan lalu.

Dalam pernyataannya, Netflix menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung kebebasan artistik. Namun, keputusannya menarik episode Patriot Act milik Minhaj dilakukan karena permintaan hukum yang sah.

"Itu bukan berarti kami setuju dengan undang-undang ini," kata seorang juru bicara Netflix, dikutip laman CNN.

Menurut Netflix, Saudi mengutip pasal 6 Undang-undang Antikejahatan Siber. Dalam pasal itu dinyatakan bahwa produksi, persiapan, transmisi, atau penyimpanan materi yang melanggar ketertiban umum, nilai-nilai agama, moral publik, dan privasi, melalui jaringan informasi atau komputer adalah kejahatan.

Melanggar pasal tersebut dapat dihukum penjara selama lima tahun atau denda sebesar 800 ribu dolar AS. Kendati demikian belum jelas aspek mana yang dilanggar oleh Minhaj melalui episode "Patriot Act"-nya.

Organisasi hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch (HRW), turut mengikuti perkembangan kasus Netflix di Saudi. HRW menilai, seorang seniman atau artis yang karyanya disiarkan Netflix seharusnya marah jika diperlakukan seperti itu oleh Saudi.

"Klaim Netflix untuk mendukung kebebasan artistik tidak berarti apa-apa jika tunduk pada tuntutan pejabat pemerintah yang tidak percaya kebebasan bagi warga negara mereka, bukan seni, bukan politik, bukan komedi," kata seorang juru bicara HRW.

Selain HRW, the Washington Post selaku pihak yang mempekerjakan Khashoggi, juga memantau kasus Netflix di Saudi. Salah satu editor di Washington Post, Karen Attiah menyayangkan keputusan Netflix menaati permintaan Saudi.

Menurut Attiah, apa yang disampaikan Minhaj dalam episode "Patriot Act" sangat jujur dan apa adanya. "Hasan Minhaj dari Patriot Act telah menjadi suara yang kuat, jujur, dan (lucu) menantang Arab Saudi dan (Putra Mahkota) Mohammed bin Salman (MBS) setelah pembunuhan Khashoggi," kata Attiah melalui akun Twitter pribadinya.

Tak hanya soal Khashoggi, dia menilai, Minhaj juga telah membangkitkan kesadaran publik tentang konflik Yaman, di mana Saudi turut terlibat di dalamnya. "Cukup memalukan bahwa Netflix telah menarik salah satu episode kritisnya (Minhaj) terhadap Arab Saudi," ujarnya.

Dia mengatakan, ketika Khashoggi menulis tentang perlunya kebebasan berekspresi di dunia Arab, hal itu bukan hanya untuj kalangan jurnalis. "Ini tentang kebebasan bagi para seniman, komedian, kartunis, musisi, aktivis, dan siapa pun yang ingin mengekspresikan pandangan mereka tentang masyarakat," kata Attiah.

Hingga kini Kementerian Informasi Saudi belum memberikan komentar apa pun tentang dihapusnya episode Patriot Act milik Minhaj dari Netflix.

Kasus pembunuhan Khashoggi memang telah membuat Saudi dalam posisi terdesak. Pejabat tinggi Saudi, termasuk Pangeran MBS, kerap disebut terlibat dalam merencanakan dan memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi. Namun, Pemerintah Saudi membantah Pangeran MBS turut tersangkut dalam kasus itu.

Saat ini Saudi telah menahan 11 tersangka yang dinyatakan terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Lima di antaranya bahkan telah dituntut hukuman mati dalam persidangan perdana yang digelar Kamis lalu.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2F9q7kl
January 06, 2019 at 12:06AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2F9q7kl
via IFTTT

No comments:

Post a Comment