REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan masih melakukan kajian untuk pembangunan beberapa fasilitas pengolahan sampah terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) selain di Sunter, Jakarta Utara. Namun, mengenai siapa pengelolanya, pihaknya masih menunggu arahan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
“Kita belum masuk ke ITF yang lain, yang artinya itu kembali ke kepada kebijakan Pak Gubernur kan. Tapi untuk yang di awal ini seingat saya ini adalah ITF pertama di Indonesia,” kata Isnawa di Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12).
Dia menilai pembangunan ITF harus lebih banyak karena ITF sunter hanya mampu mengolah sampah harian sebanyak 2200 ton. Sementara, sampah harian di DKI Jakarta mencapai 7000 ton sampai 8000 ton per hari.
Dia pun memproyeksi, dalam masa pembangunan pengolahan sampah ITF selama tiga tahun itu, sampah di DKI Jakarta bisa mencapai lebih dari 7000 ton per hari. Sehingga, ITF butuh dibangun lebih banyak lagi untuk mengolah sampah lebih banyak lagi.
“Kita harus memproyeksi di 2023 sampah di Jakarta sudah berapa. Nah, harus terbangun ITF yang bisa memproyeksi sampah yang ada di 2023. Jangan sampai kita bangun terus kurang. Sampah semakin banyak tapi titiknya semakin belum bisa meng-cover sampah di Jakarta,” jelas Isnawa.
Di sisi lain, pihaknya juga menggencarkan program penanganan sampah pada sumbernya. Program itu seperti pengelolaan sampah pada bank sampah dan juga edukasi masyarakat mengenai pemilahan sampah dalam skala rumah tangga.
“Jadi yang skala makro kita siapkan, tapi skala mikro juga kita tempuh. Supaya semuanya bisa berjalan,” jelas dia.
https://ift.tt/2BwGWCe
December 20, 2018 at 06:01PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2BwGWCe
via IFTTT
No comments:
Post a Comment