REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Pemkab Pekalongan membentuk laboratorium penanganan kemiskinan. Tiga desa yang menjadi model laboratorium penanganan kemiskinan ini, terdiri dari Desa Botosari Kecamatan Paninggaran sebagai model desa miskin pegunungan, Desa Kertijayan Kecamatan Buaran sebagai desa miskin kota, dan Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto sebagai desa miskin kawasan pantai.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyebutkan, pihaknya membuat laboratorium penanganan kemiskinan agar kelak bisa ditemukan role model penanganan yang paling baik agar bisa mengakselerasi program pengentasan kemiskinan di daerahnya.
Wakaf Produktif Lebih Efektif Entaskan Kemiskinan
''Karena itu, kita membentuk laboratorium penanganan kemiskinan di desa-desa yang memiliki karakteristik berbeda. Yakni, desa miskin kota, desa miskin pantai, dan desa miskin pegunungan,'' ujar dia, Kamis (13/12).
Dalam penanganan desa miskin ini, Asip menyebutkan, Pemkab menggandeng kalangan dunia usaha dalam bentuk Forum Corporate Social Responsibility (CSR), kalangan perguruan tinggi dan masyarakat. ''Prinsipnya, nantinya akan ada kerjasama mengatasi kemiskinan di tiga desa yang menjadi laboratorium tersebut, sehingga bisa menjadi contoh penanganan kemiskinan di wilayah lain,'' jelasnya.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemkab, Asip menyebutkan, angka kemiskinan di wilayahnya masih tergolong tinggi. Pada awal tahun 2017, angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan tercatat sebesat 12,98 persen. Sedangkan pada tahun 2018, berhasil diturunkan menjadi 12,61 persen.
Ketua Forum CSR Kabupaten Pekalongan, Sulton Syarif, pihaknya akan intensif melakukan koordinasi dengan Bapedda dan instansi terkait lainnya, mengenai model pengentasan kemiskinan yang bisa dilaksanakan. Melalui model kerjasama ini, dia berharap angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan bisa ditekan secara signifikan.
https://ift.tt/2QRtHG6
December 13, 2018 at 05:23PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QRtHG6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment