REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahia merupakan istana yang indah peninggalan abad ke-19. Luasnya mencapai delapan hektare. Kompleks ini merupakan destinasi wisata di Maroko yang terkenal. Tak hanya itu, istana ini merupakan salah satu monumen utama warisan budaya negara.
Dibangun sekitar 1866-1867, kemegahannya menjadi daya tarik wisatawan berbagai negara. Bagian utara istana seluas 8.000 meter persegi. Lokasinya di sebelah tenggara Kota Marrakech, dekat dengan istana kerajaan saat ini.
Arsitek bangunan ini adalah El Mekki. Ide pembangunannya datang dari Si Moussa, bendahara Sultan Hassan I. Ahmed ben Moussa (1841-1900, putra Si Mous sa, penerus ayahnya sebagai bendahara) meme rintah Maroko dari 1894 hingga kematiannya pada 1900.
Dia menjadi bupati sultan muda Abdul Aziz. Selama masa pemerintahannya, Ah med ben Moussa mem perluas bagian selatan Bahia. Ka barnya, Ahmed ben Moussa mendirikan istana ini untuk selir favoritnya, sehingga diberi nama Bahia.
Pada saat kematian Ben Moussa, Sultan Abdul Aziz mengambil alih kekuasaan dan memerintahkan penjarahan istana. Setelah dikuasai oleh Prancis, istana itu ditempati Jenderal Lyautey pada 1912. Bahia menjadi istana pribadi sang jenderal dan kediaman perwira Prancis di sana. Dia pun menambahkan perapian, pemanas, dan listrik.
Sampai saat ini, istana ini terbuka untuk dikunjungi. Di antaranya, untuk konser musik dan pameran seni Arab-Andalusia. Keluarga Raja Mohammed VI tinggal di sana. Sehingga, terkadang di bagian pribadi yang penting tidak terbuka untuk umum.
https://ift.tt/2I3bUXC
April 01, 2019 at 03:45PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2I3bUXC
via IFTTT
No comments:
Post a Comment