REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Mohammad Ismail Wahab mengatakan, pasokan bawang putih menjelang Ramadhan dipastikan stabil. Sebab, pemerintah telah mengeluarkan instruksi kepada importir untuk mengeluarkan stok bawang putih sebelum realisasi impor dilaksanakan.
Dalam operasi pasar (OP) yang dilakukan Kementan di dua kota yakni Jakarta dan Surabaya, pasokan bawang putih diperoleh dari enam importir dengan volume sebesar 90 ribu ton. Jumlah tersebut dinilai dapat memenuhi kebutuhan konsumsi bawang putih nasional yang rata-rata memerlukan sekitar 40 ribu ton per bulan.
“Ini untuk April kita sediakan 90 ribu ton, Insyaallah cukup,” kata Ismail saat dihubungi Republika, Jumat (5/4).
Menurutnya, sejauh ini masih ada beberapa importir yang memiliki cadangan stok bawang putih. Sehingga, hal itu dinilai dapat menjaga stabilitas pasokan seiring dengan izin impor yang belum keluar dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Diketahui, pemerintah mengeluarkan kebijakan kuota impor bawang putih sebesar 100 ribu ton guna menjaga stabilitas harga dan pasokan jelang Ramadhan.
Kendati demikian, hingga kini izin impor bawang putih belum dikeluarkan Kemendag meski rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) sudah dikeluarkan Kementan sejak dua pekan lalu. Menegaskan hal ini, Ismail menyebut RIPH sudah dikirimkan kepada Kemendag sehingga tinggal berproses dalam realisasi impornya.
Seiring dengan proses tersebut, Kementan juga masih melakukan verifikasi kepada sejumlah importir bawang putih yang akan melakukan impor dari kuota yang ditentukan. “Kita masih memverifikasi, totalnya ada 20 importir yang sedang diproses. Target kami, perkiraan itu ada 15 importir yang siap memenuhi pasokan,” katanya.
Terkait realisasi impor, pihaknya mengatakan proses surat persetujuan impor (SPI) di Kemendag dimungkinkan akan keluar dalam waktu dua hingga tiga pekan ke depan. Kendati demikian, Ismail belum dapat memastikan hal tersebut sebab bukan bagian dari tupoksi kerjanya.
“Yang bisa kami pastikan, pasokan bawang putih ini akan terjaga karena sudah ada importir yang punya pasokan. Apalagi OP yang kami gelar ini akan berlangsung dalam tiga hari berturut-turut,” katanya.
Mengacu data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada tanggal 5 April 2019, harga bawang putih berada di kisaran Rp 33.900-Rp 53.350 per kilogram. Sementara, harga rata-rata komoditas tersebut secara nasional berada di harga Rp 36.750 per kilogram.
Sedangkan dalam OP yang digelar Kementan, harga bawang putih dijual kepada pedagang sebesar Rp 18 ribu per kilogram. Harga tersebut dinilai lebih rendah dibanding harga pasaran di tingkat agen yang berkisar Rp 25 ribu-Rp 26 ribu per kilogram.
Menurutnya, harga normal bawang putih di tingkat agen yang dijual ke pedagang berkisar di harga Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram.
Sebelumnya diketahui, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan, realisasi impor yang dilakukan Badan Usaha Logistik (Bulog) dipastikan berlangsung pada Mei nanti. Hal itu dilakukan sebab proses administrasi sudah dituntaskan sehingga tinggal menunggu SPI dari Kemendag.
Impor disepakati pemerintah untuk menahan laju kenaikan harga bawang putih dalam beberapa waktu terakhir ini. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), bawang putih menjadi salah satu komoditas yang berkontribusi pada laju inflasi pada Maret 2019. Laju inflasi yang dikeluarkan BPS tercatat mencapai 0,11 persen.
Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan kontribusi inflasi dari kelompok bahan makanan yakni bawang putih sebesar 0,04 persen, bawang merah sebesar 0,06 persen, dan pepaya dan cabai masing-masing sebesar 0,01 persen.
http://bit.ly/2G1qT2Y
April 05, 2019 at 02:01PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2G1qT2Y
via IFTTT
No comments:
Post a Comment