REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Klinik medis yang dikelola oleh Doctors Without Borders (MSF) di Gaza telah bersiap untuk keadaan darurat dalam peringatan Great March of Return. Dalam pernyataanya, MSF telah meningkatkan kapasitas tempat tidur dan menyiapkan skenario terburuk.
MSF menyatakan keprihatinannya atas ribuan orang yang terluka dalam peringatan Great March of Return tahun lalu. Sebagian besar pasien mengalami luka cukup serius di bagian kaki akibat tembakan maupun bom.
"Ini bukan luka sederhana yang dapat dengan mudah dijahit. Potongan kaki telah pecah dan tulang-tulang di dalamnya hancur," ujar MSF dalam pernyataannya, dilansir Aljazirah, Sabtu (30/3).
MSF menyatakan, saat ini Gaza tidak memiliki kapasitas untuk merawat semua pasiennya dan kewalahan. MSF berusaha semaksimal mungkin untuk merawat warga Palestina yang terluka akibat perayaan Great March of Return tahun lalu. Namun karena keterbatasan, tidak semua pasien dapat diobati.
Seorang pemuda berusia 22 tahun, Imad Hassan Khalifa berada di sebuah klinik medis di Gaza dengan sepasang kruk di sampingnya. Dia mengingat alasannya ikut berpartisipasi dalam aksi Great March of Return tahun lalu.
"Saya berpartisipasi dalam semua aksi demonstrasi. Kehidupan, kondisi ekonomi, dan keadaan yang frustrasi telah mendorong saya bersama dengan banyak anak muda lainnya untuk ikut aksi protes apa pun hasilnya. Kaki saya ditembak oleh peluru dengan daya ledak tinggi," kata Khalifa.
Khalifa mengatakan, kakinya terkena tembakan dalam aksi protes yang terjadi pada Oktober 2018 lalu. Setelah itu dia pergi ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, seorang dokter di Mesir mengatakan kepada Khalifa bahwa penyembuhannya akan memakan waktu cukup panjang.
Saat ini Khalifa berada di klinik MSF di Gaza untuk fisioterapi dan menjalani perawatan terhadap luka di kakinya. Khalifa mengatakan, klinik tersebut telah menjadi tempat berkumpul bagi orang-orang yang terluka dalam aksi protes.
"Kami selalu menghibur satu sama lain, karena kami berbagi penderitaan dan luka. Kami selalu duduk bersama, tertawa, dan bercanda mengejek nasib kami sambil menunggu giliran untuk menerima perawatan," kata Khalifa.
Diketahui, Maret 2018, warga Palestina di Gaza berpartisipasi dalam aksi bertajuk Great March of Return. Mereka menuntut Israel mengembalikan lahan yang didudukinya pasca Perang Arab-Israel pada 1984 kepada pengungsi Palestina.
https://ift.tt/2FDRYYq
March 30, 2019 at 04:28PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2FDRYYq
via IFTTT
No comments:
Post a Comment