REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno berkumpul bersama puluhan alumni SMA Pangudi Luhur (PL) di Panglima Polim, Jakarta, Rabu (13/2). Sandiaga mengaku terharu atas acara yang digagas para alumni PL tersebut.
"Terima kasih dan terharu saya dibuatin acara ini, saya nggak pernah ingin karena waktu pilgub DKI saya ngerasain banget gimana kita terbelahnya," kata Sandiaga saat ditemui di Jakarta.
Sandi tidak ingin PL terpecah belah karena pemilu. Ia juga mengaku bangga pernah menjadi bagian dari Pangudi Luhur.
"Saya yakin Pangudi Luhur itu akhirnya semua memiliki jiwa merah putih, NKRI harga mati buat Pangudi Luhur," ucapnya.
Sandiaga pun sempat bernostalgia mengenang masa SMA-nya dulu. Salah satunya yakni hobinya berlari saat ini muncul saat dirinya mengenyam sekolah di PL.
"Di PL dipaksa kan kita lari, betul ya? kalau mau lulus ingat gak? kita disuruh lari, dan itu membentuk karakter saya," kenangnya.
Selain itu, di PL Sandiaga juga diajarkan untuk tidak baperan. Ia mengaku ketika SMA dirinya kerap mengalami perundungan (bully). Pada saat dirinya duduk dibangku kelas satu, dirinya pernah dianugerahkan bencong terbaik pada saat jambore.
"Saya dinobatkan sebagai perwakilan angkatan kita untuk jadi bencong, dan dihukum disuruh pakai daster selama tiga hari," katanya seraya tertawa.
Kendati demikian ia merasa di PL dirinya diajarkan untuk berjiwa besar dan bertekad kuat. Oleh karena saat dirinya dirisak pada saat pilgub DKI Jakarta, Sandiaga mengaku sudah kebal.
http://bit.ly/2GK0K9H
February 13, 2019 at 04:13PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GK0K9H
via IFTTT
No comments:
Post a Comment