REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL— Turki berniat menghancurkan milisi Kurdi yang berada di timur Sungai Efrat, Suriah. Niatan ini mereka ungkapkan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan menarik pasukan AS di Suriah.
Keputusan ini sudah Trump umumkan melalui akun media sosial Twitter miliknya. Pasukan AS akan ditarik dalam beberapa bulan ke depan. Pengumuman ini mengejutkan anggota legislatif AS dan sekutu-sekutu mereka. Juga bertentangan kebijakan AS di Timur Tengah. Tapi untuk sekutu NATO yaitu Turki kabar ini akan menguntungkan mereka.
Di Suriah posisi AS berseberangan dengan Turki. AS mendukung pasukan Kurdi YPG yang berperang melawan ISIS. Sementara bagi Turki pasukan Kurdi YPG adalah kelompok teroris dan kepanjangan dari partai terlarang Kurdistan Workers Party (PKK).
“Saat ini kami memiliki Manbij dan di depan kami timur Sungai Efrat. Kami bekerja secara intensif mengenai hal ini, ” kata kantor Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar seperti dikutip kantor berita Turki Anadolu, Kamis (20/12).
Akar mengatakan hal saat ini berkunjung ke pangkalan militer gabungan Qatar-Turki di Doha. Tapi tidak diketahui kapan Akar mengatakan hal ini.
"Sekarang katanya ada beberapa parit, terowongan yang digali di Manbij dan menuju ke Timur Sungai Efrat. Mereka bisa menggali terowongan atau parit jika mereka mau, ketika tiba waktu dan tempatnya mereka akan dikubur di parit yang mereka gali, tidak ada yang meragukan hal ini," kata Akar.
Presiden Turki Tayyep Erdogan mengatakan Turki akan memulai operasi baru kapan pun. Ia mengaku sudah mendapatkan dukungan dari Donald Trump meski Pentagon sudah mengeluarkan peringatan ke Turki.
Pentagon mengatakan mereka tidak akan menerima tindakan militer sepihak dari siapa pun di sebelah utara Suriah. Wilayah dimana militer AS beroperasi di Suriah selama ini.
Turki sudah mengintervensi operasi militer AS dengan menyapu pasukan Kurdi dan ISIS di wilayah barat Sungai Efrat selama dua tahun terakhir ini. Mereka tidak bergerak ke arah barat sungai itu karena menghindari konfrontasi dengan pasukan AS.
Kedua negara telah lama memiliki hubungan yang tegang oleh perbedaan atas Suriah, di mana AS telah mendukung YPG Kurdi Suriah dalam perang melawan ISIS. Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris dan perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan yang terlarang (PKK)
Pentagon telah mengatakan bahwa tindakan militer sepihak oleh pihak manapun di Suriah timur laut, di mana pasukan AS beroperasi, akan tidak dapat diterima.
Turki telah melakukan intervensi untuk menyapu pejuang YPG dan ISIS dari wilayah barat Eufrat selama dua tahun terakhir. Intervensi ini tidak sampai ke timur sungai, sebagian untuk menghindari konfrontasi langsung dengan pasukan A
https://ift.tt/2QGGJXv
December 20, 2018 at 05:26PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QGGJXv
via IFTTT
No comments:
Post a Comment