Pages

Monday, March 18, 2019

Kementan Dorong Pertumbuhan Petani Muda Milenial

Keberhasilan membangun sektor pangan tidak hanya tergantung pada pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong terciptanya generasi muda milenial di bidang pertanian. Tak hanya muda, petani-petani milenial yang bermunculan juga diarahkan agar mampu adaptif terhadap perkembangan teknologi dan informasi.

“Salah satu upaya menumbuhkembangkan petani muda adalah program santri tani milenial,” kata Kepala BPPSDMP Kementan Momon Rusmono di Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu.

Momon melanjutkan, para santri tani milenial akan ikut mensukseskan Program Pembangunan Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045. Kegiatan pertumbuhan petani muda dari kalangan santri ini tidak terlepas dari peran penyuluh pertanian.

Saat ini, kata Momon, pembangunan sumber daya manusia menjadi perhatian serius Kementan, tak terkecuali di bidang pertanian. Sebab, ke depan kita tidak bisa lagi mengandalkan sumber daya alam yang melimpah tanpa mampu memelihara dan mengelolanya dengan baik. Fokus perhatian Kementan pun sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan 2019 merupakan tahun pembangunan sumber daya manusia.

Adapun beberapa program peningkatan minat dan kualitas SDM bidang pertanian yang dilaksanakan Kementan, antara lain Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera), SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani), OPSIN (Optimalisasi Mesin Pertanian), dan SIWAB (Sapi Wajib Bunting).

Dari target yang diberikan oleh Presiden Jokowi terhadap produksi pertanian periode 2014-2019, Momon menerangkan, capaian kinerja pada komoditas strategis pertanian telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. “Ternyata dengan kesungguhan dan kerja keras seluruh jajaran Kementan dan terutama para petani di seluruh Indonesia, kita bisa berhasil.”

Menurut Momon, nilai ekspor pertanian pada 2018 naik sebesar 29,7 persen dibandingkan dengan 2016. Nilai investasi pertanian di 2018 pun meningkat sebesar 110,2 persen jika dibandingkan 2013. Selanjutnya, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 2018 meningkat sebesar 5,39 persen dibandingkan 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat 0,22 persen, dan penduduk miskin berkurang sebesar 10,87 persen. “Ini sebagai andil dari sektor pertanian dalam menekan kemiskinan di pedesaan.”

Momon mengatakan, keberhasilan membangun sektor pangan tidak hanya tergantung pada pemerintah saja, melainkan merupakan kolaborasi bersama antara seluruh pelaku, yaitu petani, penyuluh, swasta, praktisi, akademisi, pemerintah, dan masyarakat tani.

“Kita harus optimis dengan upaya dan strategi yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama dengan semua unsur pelaku pembangunan pertanian. Saya yakin, Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045 bukan hanya sebagai cita-cita semata, tetapi bisa kita wujudkan.”

Guna mendukung perwujudan hal tersebut, BPPSDMP melaksanakan pertemuan bertajuk “Temu Teknis Penyuluh, Petani, dan Santri Tani Milenial Untuk Mewujudkan Petani Hebat, Maju, dan Makmur Menuju Kabupaten Bekasi yang BERSINAR (Berdaya saing, Sejahtera, Indah dan Ramah Lingkungan) dalam mendukung Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045”.

“Acara ini sebagai langkah dalam upaya mewujudkan SDM pertanian di Kabupaten Bekasi yang adaptif dan informatif,” kata Momon.

Kegiatan yang dihadiri sekitar seribu penyuluh, petani, dan santri tersebut dilaksanakan di lapangan Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Dalam kegiatan itu, Kementan memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian, benih, ternak, dan sejumlah program ketahanan pangan masyarakat Bekasi.

“Bantuan diberikan secara langsung kepada kelompok tani dan kelompok santri tani milenial di wilayah Kabupaten Bekasi,” kata Momon.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2W805Df
March 18, 2019 at 03:30PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2W805Df
via IFTTT

No comments:

Post a Comment