REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso mengatakan Bulog berencana mengekspor beras ke sejumlah negara. Rencana ini dilakukan untuk mengantisipasi gudang Bulog penuh serta menjaga kestabilan harga pangan dalam negeri.
Rencana ekspor tersebut mengacu pada prediksi panen rata pada April-Maret, yang ditargetkan mampu menyerap 1,8 juta ton beras.
"Ekspor beras kan kita prediksi akan ada panen raya, target penyerapan 1,8 juta ton. Kalau lebih dari itu (penyerapannya) Gudang Bulog enggak ada, tapi kita enggak nyerah serapan terus kita lakukan. Maka perhitungan kita ekspor," kata dia, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (13/2).
Saat ini, kata dia, sedikitnya ada lima negara yang sudah tertarik mendatangakan beras dari Indonesia. Namun ia belum membeberkan lima negara tersebut.
Selain itu, kata dia, ketersediaan beras ekspor juga tergantung dari penyerapan saat panen raya nanti. Contohnya dari target 1,8 juta ton ternyata realisasinya mencapai 1,9 juta ton maka 100 ribu tonnya akan diekspor.
"Perkiraan nanti kita lihat misalnya kelebihan 100 ribu ton maka itu yang akan kita ekspor. Kalau kelebihan 50 ribu ton itu yang kita ekspor, tergantung bagaimana kelebihan," kata Budi seraya mengatakan saat ini ia sedang mendata kebutuhan negara penerima.
Rencana tersebut, kata dia, menjadi bukti Indonesia berhasil swasembada pangan. Namun, semua itu tergantung dengan kesiapan Kementrian Perdagangan dan Perindustrian dalam merealisasikan rencana ini.
Namun, kata dia, sekarang bagaimana keberhasilan itu tidak merugikan masyarakat petani. Serta, bisa tetap memberi semangat pasar petani. "Yaitu bagaimana kita tetap bisa memberikan jalan untuk petani mendapat kesejahteraan dari hasil pertanian itu," katanya.
http://bit.ly/2Iclx81
February 13, 2019 at 05:00PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Iclx81
via IFTTT
No comments:
Post a Comment