REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan Pembangunan Keuangan Islam (Islamic Finance Development) 2018 menunjukkan industri keuangan Islam global tumbuh dari tahun ke tahun. Ekonomi Islam tumbuh 11 persen menjadi 2,4 triliun dolar AS dalam aset pada 2017 atau oleh Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR) sebesar 6 persen dari 2012.
Dilansir di Salaam Gateway, Ahad (30/12), disebutkan, laporan ini berdasarkan angka untuk 56 negara, sebagian besar di Timur Tengah dan Asia Selatan dan Tenggara. Iran, Arab Saudi, dan Malaysia tetap menjadi pasar keuangan Islam terbesar dalam hal aset, sementara Siprus, Nigeria, dan Australia mengalami pertumbuhan paling cepat.
Malaysia, Bahrain, dan UEA kembali memimpin 131 negara yang dinilai dalam hal skor Indikator Pengembangan Keuangan Islam. Skor ini meliputi Pengembangan Kuantitatif, Pengetahuan, Tata Kelola, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dan Kesadaran.
Pasar keuangan Islam unggul yang baru muncul yang memiliki sebagian besar perbaikan dalam ekosistem keuangan dan pendukungnya termasuk Irak, Suriname, Nigeria, dan Ethiopia.
Pasar modal syariah memimpin pertumbuhan industri. Pasar modal syariah terdiri dari obligasi syariah, atau sukuk, dan dana syariah yang mengungguli lembaga keuangan syariah.
Sukuk tumbuh dengan CAGR sebesar 9 persen, menjadi 426 miliar dolar AS dari total sukuk yang beredar pada tahun 2017, sebesar 17 persen dari total aset industri.
Malaysia tetap menjadi pasar sukuk terbesar dan sekarang bermaksud untuk membuka pasar ini untuk investor ritel dan juga memperkenalkan skema hibah untuk penerbit green sukuk. Namun, Arab Saudi semakin bersaing dalam hal penerbitan sukuk. Saudi mengeluarkan rekor 26 miliar dolar AS pada 2017, sebagian besar sukuk domestik dan internasional, dan terus diterbitkan selama 2018.
Dana syariah tumbuh sebesar 16 persen CAGR menjadi 110 miliar dolar AS, atau 4 persen dari total aset keuangan Islam. Meskipun demikian, sektor ini tetap sangat terkonsentrasi di Iran, Arab Saudi dan Malaysia, dan meskipun demografi yang kuat untuk investasi di negara-negara ini, sebagian besar dana Islam tetap kecil.
http://bit.ly/2QZI0ZX
January 01, 2019 at 02:52PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2QZI0ZX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment