REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menunjukkan sikap atas krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Uighur di Xingjiang, Cina. ACT dengan tegas menuntut Pemerintah Cina mengakhiri penindasan terhadap etnis Uighur dan membebaskan seluruh rakyat Uighur yang saat ini ditahan tanpa ada kejelasan.
Sebagai negara yang berkonstitusi dan menjunjung kedamaian, Pemerintah Indonesia diharapkan bertindak untuk mendesak Pemerintah Cina, bukan sebaliknya diam dan menutup mata. Presiden ACT Ahyuddin menegaskan, ACT akan mengajak seluruh rakyat Indonesia menyuarakan keadilan dan pembelaan atas etnis Uighur.
“Pembelaan kami bersama masyarakat Indonesia, disertai doa tulus, menjadi suatu yang bernilai untuk menormalisasi keadaan Uighur,” kata Ahyuddin.
Sebagai wujud kesatuan hati dan persaudaraan kemanusiaan, ACT, kata dia bertekad untuk menolong langsung warga Uighur dimanapun mereka berada. ACT, lanjut Ahyudin juga siap menjangkau seluruh lokasi tempat Uighur menaung saat ini, sebisa mungkin.
“Bukan bantuan kami yang menghebat kan, tapi Allah SWT yang menolong dan memampukan kami,” tutup Ahyudin.
http://bit.ly/2A6UTXx
December 21, 2018 at 03:23PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2A6UTXx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment