REPUBLIKA.CO.ID, MELAKA -- Para pegiat zakat dunia ini akan berkumpul di World Zakat Forum (WZF) International Conference 2018 yang digelar di Melaka, Malaysia pada 5-6 Desember 2018. Sebanyak 300 peserta dari berbagai negara ini akan mendorong penguatan kerja sama antarorganisasi pengelola zakat di dunia untuk mewujudkan kesejahteraan umat.
Acara akan dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Bambang Brodjonegoro dan Menteri Agama Malaysia, Mujahid Yusof Rawa serta 31 pembicara dari 16 negara seperti Inggris, India, Nigeria, Bosnia-Herzegovina dan Afrika Selatan.
Sekretaris Jenderal WZF, Bambang Sudibyo, mengatakan gerakan zakat global dapat mengambil peran penting dengan mendistribusikan dan memberikan bantuan bagi mereka yang kurang mampu baik secara finansial maupun non-finansial.
"Dunia Islam akhir-akhir ini menghadapi masalah kompleks serta tantangan yang datang dari internal dan eksternal seperti stigma dan stereotip negatif mengenai berbagai masalah menyebabkan muslim menjadi korban diskriminasi dan tekanan. Dari internal, di antara sesama muslim, banyak yang minim kepedulian kepada muslim yang kurang mampu," katanya, Kamis (29/11).
Fakta yang terjadi, kemiskinan di dunia ditemukan di banyak negara-negara muslim, sehingga melemahkan posisi dunia muslim. Hal ini diperburuk dengan keterbelakangan di sektor pendidikan, sains dan teknologi, ditambah kapasitas sumber daya manusia yang lebih lemah.
"Sebagai bagian untuk menjawab berbagai masalah tersebut, kehadiran zakat seharusnya dapat menjadi modal strategis bagi dunia islam untuk melepaskan diri dari ketergantungan jangka panjang dari negara-negara barat atau dari belahan bumi utara yang menjadi perpanjangan tangan kolonialisasi wajah baru," katanya.
Kebangkitan dunia muslim harus dimulai dari keberhasilan menyelesaikan masalah umat secara mandiri, mandiri di antara dunia muslim sendiri dengan cara memperkuat peran zakat sebagai 'senjata sosial-ekonomi' untuk digunakan dalam menghadapi kapitalisme dan liberalisme.
Penggunaan zakat harus memiliki arti strategis untuk memperkuat ukhuwah (persaudaraan), kolaborasi, dan solidaritas di antara bangsa-bangsa muslim untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu, gerakan zakat global juga dapat mendukung pengembangan aspek dasar manusia, seperti sektor kesehatan dan pendidikan. Berbagai tema akan dibahas, seperti Kerangka Peraturan dan Kelembagaan Zakat, Tujuan Zakat dan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Penilaian dan Pengukuran Sistem Zakat, Masalah Fiqh-zakat kontemporer dan kerja sama zakat antarnegara.
https://ift.tt/2FPXavA
November 30, 2018 at 08:46PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2FPXavA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment