REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan peresmian Pelabuhan Patimban, Jawa Barat dapat dilakukan pada Juni 2020. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan Pelabuhan Patimban nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap Pelabuhan Tanjung Priok.
Dia menilai Pelabuhan Patimban yang berpotensi terhadap meningkatnya efisiensi logistik industri. Terlebih saat ini Pelabuhan Tanjung Priok aksesibilitasnya dari atau ke beberapa kawasan industri terkendala kemacetan.
“Keberadaan Pelabuhan Patimban akan meningkatkan persaingan sehat antar pelabuhan,” kata Setijadi, Ahad (1/12).
Jika pemerintah akan memfokuskan Pelabuhan Patimban untuk ekspor industri otomotif, Setijadi meminta juga perlu dipertimbangkan pemanfaatannya untuk proses impor. Sehingga, kata dia, tingkat penggunaan Pelabuhan Patimban akan tinggi.
Selain untuk industri otomotif, Setijadi menilai Pelabuhan Patimban juga strategis bagi industri di Jawa Barat. “Secara umum berpotensi mengalihkan volume ekspor impor dari Pelabuhan Tanjung Priok,” tutur SetijadiSebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban membutuhkan investasi sekitar Rp 40 triliun. Dari kebutuhan tersebut, lanjut Budi, sebanyak Rp 23,5 triliun didapatkan dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk tahap satu fase pertama sebesar Rp 14 triliun dan tahap pertama fase dua sebesar Rp 9,5 triliun.
Budi mengharapkan dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban secara keseluruhan, dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan. "Ini akan memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas ekspor impor kendaraan di Tanjung Priok, Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan," ungkap Budi, Jumat (29/11).
Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban secara keseluruhan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap satu fase pertama akan diselesaikan pada November 2020 dengan kapasitas kapasitas 218 ribu kendaraan untuk terminal kendaraan dan 250 ribu TEUs untuk terminal peti kemas.
Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan pada tahap satu fase dua yang ditargetkan pada 2021 - 2023 dengan kapasitas optimum untuk kendaraan itu adalah 600 ribu kendaraan dan kontainer sejumlah 3,75 juta TEUs. Tahap dua dan tahap tiga akan dilakukan pada 2024-2027 yaitu dilakukan pengembangan terminal peti kemas hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu diatas tujuh juta TEUs.
https://ift.tt/2DyjDcz
December 02, 2019 at 07:31AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2DyjDcz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment