REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Nelayan payang yang bereda di Sukaraja, Telukbetung, Bandar Lampung, mengeluhkan limbah pabrik yang masih dibuang ke Teluk Lampung melalui saluran sungai. Limbah pabrik tersebut menyebabkan ikan mati dan lari ke tempat lain.
Erwan (37 tahun), nelayan payang di Sukaraja mengatakan, limbah pabrik tersebut dibuang saat saluran air (sungai) penuh air dan mengalir ke laut. “Biasanya dibuang saat air laut pasang, atau kalau lagi hujan deras,” kata Erwan saat ditemui Republika, Rabu (31/10).
Ia menuturkan, bila limbah pabrik yang berada di sekitaran pesisir Teluk Lampung dibuang ikan-ikan di laut mulai terlihat mati mengambang, dan juga ikan-ikan menjauh. Hasil tangkapan nelayan payang yang menggunakan jaring di tengah laut lebih sedikit dari biasanya.
Berdasarkan pemantauan Republika, sepanjang pesisir Teluk Lampung terdapat sejumlah perusahaan atau pabrik pengolahan bahan kebutuhan rumah tangga seperti terigu, sabun, minyak goreng, dan makanan lainnya. Meski ada pengolahan limbah, namun diduga pabrik-pabrik tersebut mengambil jalan pintas membuang limbahnya di sungai secara tersembunyi.
Nelayan payang (nelayan yang menggunakan jaring ikan yang ditebar di laut lalu ditarik ke darat) mengeluhakan dua hal. Pertama, masih banyaknya sampah plastik yang menebar di laut dan pantai. Kedua, masih adanya limbah pabrik yang dibuang ke laut melalui sungai mengalir.
Ketua Komunitas Nelayan Sukaraja (KNS) Maryudi mengatakan, ancaman bagi nelayan payang di pesisir Teluk Lampung yakni sampah dan limbah. Dua hal tersebut, ungkap dia, membuat hasil tangkapan ikan nelayan payang merosot drastis.
Menurut dia, limbah rumah tangga berupa sampah-sampah plastik hasil pembuangan warga di berada di kota Bandar Lampung masuk dalam sungai (kali), dan mengalir hingga bermuara ke laut (Teluk Lampung). Selain itu, sampah plastik juga berasal dari tengah laut dari kapal dan terbawa ombak hingga menepi di pantai.
Ia menuturkan, nelayan dan warga di Sukaraja sudah tidak dapat berbuat banyak dalam mengatasi sampah yang menumpuk dan menebar di kawasan laut dan pantai. Beberapa kali warga bergotong royong membersihakan sampah, besoknya sampah plastik baru datang dan menumpuk.
Warga berharap pemerintah daerah memerhatikan kondisi sampah dan limbah pabrik yang masih dibuang ke laut. Sebaiknya, ujar dia, disiapkan petugas dan alat beras di sekitar kampung nelayan untuk mengangkut rutin sampah tersebut, dan juga mengimbau warga untuk tidak membuang sampah ke dalam sungai, karena yang menjadi dampaknya warga di pesisir Teluk Lampung.
https://ift.tt/324FrGx
October 31, 2019 at 07:20AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/324FrGx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment