Pages

Sunday, August 11, 2019

Skuat Muda MU dan Upaya Solskjaer Meniru Fergie

Tanda-tanda kebangkitan MU terlihat selama laga pramusim dan kala menekuk Chelsea.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Endro Yuwanto *)

Manchester United (MU) sepertinya mulai menunjukkan tanda-tanda bangkit kembali menjadi salah satu tim terbaik dunia. MU meraih rentetan hasil positif di laga-laga pramusim dan mengawali kompetisi Liga Primer Inggris dengan menang telak 4-0 atas Chelsea di Stadion Old Trafford, Ahad (11/8).

Musim lalu mungkin menjadi yang tak menyenangkan bagi MU. Skuat Iblis Merah terlempar dari zona big four Liga Primer. Ole Gunnar Solskjaer yang masuk sebagai juru taktik pada tengah musim dituntut bisa memperbaiki keadaan menatap persaingan musim 2019/2020.

MU terhitung agresif berburu pemain di bursa transfer musim panas ini. Namun, berbeda dengan klub lain, the Red Devils cenderung memboyong pemain berstatus nonbintang. Praktis hanya bek Harry Maguire yang menjadi pemain bernama besar yang direkrut MU.

Di awal bursa transfer, MU dikait-kaitkan dengan sosok Gareth Bale, bintang Real Madrid asal Wales. Namun Solskjaer menginginkan skuat yang lebih muda, pemain dengan motivasi dan energi tinggi.

Solskjaer tak menentang penandatanganan pemain-pemain besar, tetapi para bintang itu harus menyesuaikan dengan cara bermain pilihannya. Angel di Maria, Henrikh Mkhitaryan dan terakhir, Alexis Sanchez, semuanya telah dibeli MU, meskipun gaya bermainnya bertentangan dengan filosofi sang pelatih dan juga klub.

Uang besar juga pernah dihabiskan MU untuk meminang Memphis Depay, Radamel Falcao, Morgan Schneiderlin, Fred, dan Bastian Schweinsteiger. Semua pemain itu kesulitan beradaptasi dengan sistem permainan pasukan Old Trafford.

Solskjaer menginginkan skuat yang lebih muda. Agaknya Solskjaer berusaha meniru mentornya dulu, Sir Alex Ferguson, yang mengelola United di masa lalu. MU terakhir merengkuh gelar juara Liga Primer Inggris musim 2012/2013 ketika masih dilatih Fergie, sapaan akrab Sir Alex Ferguson.

Bersama MU sejak 6 November 1986, Fergie meraih 13 gelar juara Liga Primer Inggris, dua trofi Liga Champions, lima Piala FA, dan lima gelar Piala Liga. Kala itu ia mengandalkan skuat muda yang sering disebut dengan 'Class of '92'. Para pemain itu di antaranya adalah David Beckham, Nicky Butt, Ryan Giggs, Gary Neville, Phil Neville, dan Paul Scholes.

Solskjaer memang belum memiliki pemian seperti David Beckham, Ryan Giggs, atau pemain angkatan 'Class of '92' lainnya. Namun, ia bisa membangun MU dengan menggandalkan para pemain muda yang ia miliki saat ini.

MU punya stok pemain muda melimpah pada barisan pertahanan. Mulai dari Diogo Dalot yang masih berusia 20 tahun. Kamudian Timothy Fosu-Mensah, Aaron Wan-Bissaka, Axel Tuanzebe yang berusia 21 tahun.

Skuat Iblis Merah juga bisa mengandalkan Daniel James dan Marcus Rashford di lini depan. Keduanya masih berusia 21 tahun. Cameron Brothwick-Jackson dan Scott McTominay adalah pemain muda lainnya yang masih memiliki usia 22 tahun.

Masih ada Joel Pereira di posisi kiper, Andreas Pereira di gelandang, dan Anthony Martial yang beroperasi sebagai penyerang sayap yang kini berusia 23 tahun.

MU juga mencapai kesepakatan untuk mengamankan wonderkid AS Monaco, Hannibal Mejbri, pada Ahad (11/8). Mejbri belum pernah tampil untuk tim senior Monaco, tetapi telah membuat delapan penampilan untuk timnas U-16 Prancis. MU juga mengumumkan telah mendatangkan bek Belanda Bjorn Hardley yang berusia 16 tahun. Sedangkan tiga pemain baru U-18, Dillon Hoogewerf dari Ajax, Mateo Mejia dari Real Zaragoza, dan kiper Johan Guadagno dari IF Brommapojkarna, telah dikonfirmasi.

Seperti halnya dengan Fergie--sebenarnya Jose Mourinho dan Louis van Gaal juga menerapkan hal yang sama di MU--Solskjaer memilih target pemain muda bersama manajemen dengan tujuan utama jangka panjang.

Ketika MU berangkat pada tur pramusim Juli lalu, ada lebih banyak pertanyaan tentang transfer pemain yang keluar-masuk MU, seperti Romelu Lukaku, Pogba, Bale, dan Maguire, daripada seputar Solskjaer dan timnya. Namun, selama menjalani tur, beberapa aspek manajemen Solskjaer menjadi jelas. Misalnya formasi yang ia sukai, etos kerjanya sendiri, dan tuntutan yang diberikan kepada para pemain serta kepercayaannya pada para pemain muda.

Solskjaer sama sekali tak terlihat terganggu dengan publikasi transfer, ia fokus membangun timnya. Para pemain terlihat menikmati sesi latihan yang ia genjot setiap hari. Solskjaer bahkan terlihat tidak sabar menguji para pemain muda the Red Devils ketika menghadapi klub-klub elite lainnya.

MU pun tampil dengan warna berbeda menyongsong musim 2019/2020. Namun demikian, MU masih perlu para pemain senior guna berbagi pengalaman dengan para bintang muda. Ini juga dilakukan Fergie di masa lalu. Pemain tertua MU saat ini adalah Lee Grant, kiper berusia 36 tahun. Selain itu masih ada Juan Mata yang berusia 31 tahun dan Nemanja Matic yang memasuki usia 30 tahun.

Polesan Solskjaer dalam mengembangkan MU agar kembali ke puncak penampilan sejak Sir Alex Ferguson pensiun tahun 2013 atau kali terakhir MU merengkuh gelar juara Liga Primer musim 2012/2013 memang terlalu dini untuk dikatakan berhasil. Namun, minimal tanda-tanda kebangkitan MU sudah terlihat selama laga pramusim dan saat menekuk Chelsea di laga pembuka Liga Primer.

Memang, dibutuhkan kesabaran untuk membangun tim yang bermaterikan pemain muda karena kesuksesan tak datang begitu saja. Namun berkaca dari Fergie, Solskjaer tentu punya potensi melakukan hal yang sama.

*) Jurnalis Republika.co.id

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2N0iUal
August 12, 2019 at 06:59AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2N0iUal
via IFTTT

No comments:

Post a Comment