REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Solo dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kembali menggelar Solo Great Sale (SGS) pada 1-28 Februari 2019. Panitia mendorong transaksi nontunai dalam perhelatan SGS 2019 ini. Target total transaksi dalam SGS 2019 mencapai Rp 600 miliar.
Sekretaris GSG 2019, David R Wijaya, mengatakan, transaksi nontunai sudah dirintis pada perhelatan SGS tahun-tahun sebelumnya. Namun saat itu hanya fokus di pasar tradisional.
"Sehingga dari sisi coverage terbatas. Tahun ini akan kami perluas lagi menggunakan transaksi nontunai tidak hanya di pasar tapi juga di tenant-tenant," kata dia, saat jumpa pers di kantor Kadin Solo, Selasa (29/1).
David menyatakan, dorongan untuk transaksi nontunai tersebut dihatapkan sekaligus menjadi momentum untuk mendukung program pemerintah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
Siap Digelar, Solo Great Sale Targetkan Transaksi Rp 600 M
Menurutnya, selain lebih mudah, pembayaran pelanggan yang melakukan nontunai juga akan diberikan insentif. Insentif tersebut berupa dobel poin yang diperoleh saat transaksi.
Jika pada transaksi tunai setiap pembelian Rp 50 ribu mendapat satu poin, maka untuk pembayaran nontunai mendapat dua poin. Ketentuan tersebut berlaku untuk kelipatan pembelanjaan.
SGS 2019 mengangkat tema Mudahnya Berbelanja di Masa Penuh Warna. Tema tersebut dinilai relevan dengan tantangan yang cukup besar di tahun politik ini. Selain itu, persaingan global, perkembangan teknologi digital dan era disrupsi dinilai membutuhkan terobosan dan inovasi yang tepat.
Pada akhir kegiatan, panitia melakukan undian dari poin yang diperoleh konsumen. Panitia menyiapkan hadiah utama berupa satu unit rumah, serta hadiah pendukung berupa satu unit mobil, sepeda motor dan peralatan elektronik dan lainnya.
Pada penyelenggaraan SGS tahun ini lebih banyak melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Termasuk di dalamnya 2.500 pedagang di 43 pasar tradisional di Solo.
"UMKM lebih banyak kami libatkan. Kalau jumlahnya di pasar tradisional digabungkan maka tenant UMKM mencapai 50 persen," ujarnya.
Selain itu, juga melibatkan pelaku bisnis daring dan pelaku bisnis berbasis aplikasi. Jumlah pebisnis daring yang sudah terdaftar sebagai tenant mencapai 1.500 pelaku usaha.
SGS juga diikuti bebagai destinasi wisata, seperti Museum Batik, Museum Keris dan taman hiburan lainnya. SGS juga didukung penyedia jasa transportasi wisata, seperti Sepur Kluthuk Jaladara dan Bus Tingkat Werkudara.
http://bit.ly/2Tjtvxl
January 29, 2019 at 03:05PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Tjtvxl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment